Kamis, 28 April 2011

PROFIL KLUB



PERSEMA
Alamat: Jln. Kawi No. 24, Malang
Telp.: (0341) 335496
Fax.: (0341) 335496
Stadion Gajayana, Malang
Kapasitas: 30.000 penonton

SEJARAH
Persema berdiri pada 20 Juni 1953 di Malang. Sejak itu, klub yang punya julukan Laskar Ken Arok ini menjadi pelanggan tetap kompetisi Liga Indonesia.
Visi Persema untuk memajukan sepakbola di Indonesia sangat besar. Terbukti sejak Liga Primer Indonesia (LPI) mendengungkan reformasi sepakbola pada akhir 2010, Persema tidak ragu untuk langsung bergabung. Meski untuk itu harus mendapat sanksi dari Badan Liga Indonesia. 
Keikutsertaan Persema di kompetisi LPI menimbulkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Pasalnya, dua pemain bintang Indonesia, Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan, turut bergabung. Dengan bergabungnya kedua pemain ini, level kompetisi LPI semakin terangkat.
Persema juga ingin menjadi contoh family club. Baik dari keharmonisan di internal maupun menjadikan tontonan sepakbola di Stadion Gajayana sebagai penghibur bagi keluarga. *

DATA KLUB
Nama lengkap   :  Persema
Julukan              : Laskar Ken Arok
Julukan Suporter: Ngalamania
Badan Hukum    : PT.  Singosari Sakti Indonesia
Didirikan            : 20 Juni 1953
Arti logo klub: 

MANAJEMEN KLUB
Komisaris Utama: Titis Shinta Dhewi
CEO: H. Didied Poernawan Affandy
Sekretaris: Marasi P. Siburian
Direktur Bisnis & Marketing: Andhika Suksmana
Direktur Operasional: I.K Wisuda
Manager Tim Senior: Asmuri
Manager  General Officer: Willstar Taripar H. Sinaga
Pelatih: Timo Scheunemann

DAFTAR PEMAIN
Penjaga Gawang: Sukasto Efendi (20), Dedy Iman Sukanto (77), Joko Ribowo (60).
Pemain Belakang: Munhar (5), Suroso (6),  Agung Dwi Jaksono (16), Seme Pierre Patrick (Kamerun-3), Abanda Abanda Herman (Kamerun-24).
Pemain Tengah: Bima Sakti (11), M. Khasan Soleh (19), Muhamad Kamri (26), Sutaji (27), Firman Basuki (7), Yogi Alfian (28), Izak Owagai (8), Robert Mark Gaspar (Australia-23), Kin Jeffrey Kurniawan (13).
Pemain Depan: Jaya Teguh Angga Warsito (15), Reza Mustofa Ardiansyah (50), Syamsul Huda (17), Irfan Haarys Bachdim (10), Ngon A Mamoun Guy Bertrand (9), Han Sang Min (99).

PROFIL PELATIH
Timo Scheunemann
Pelatih kelahiran Jerman yang fasih berbahasa Indonesia ini pernah bermain di klub college Amerika Serikat, Master Mustangs, dan pada 1997 menjadi pemain Persiba Balikpapan. Setelah itu, Indonesia seakan menjadi tanah air bagi Timo. Memegang lisensi kepelatihan UEFA A sejak 2007, Timo pernah dipercaya menangani timnas sepakbola putri Indonesia di SEA Games 2008,dan Persema sejak 2010. *


PROFIL PEMAIN BINTANG
Irfan Haarys Bachdim
Lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988, Irfan Haarys Bachdimadalah pemain sepakbola Indonesia keturunan Belanda. Ayahnya, Noval Bachdim, mantan pemain PS Fajar Lawang, Malang, era 80-an. Kakeknya, Ali Bachdim, mantan pemain Persema, PSAD Jakarta, dan PSHisbul Wathon. 
Irfan mulai bermain sepakbola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Tiga tahunkemudian ia pindah ke SV Argon, danmenjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia seorang gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem pada Juli 2009
Pada Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Pada  9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema, Timo Scheunemann. Irfan direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.
Ketikak Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia(LPI), Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas.Namun, akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema,dengan menandatangani kontrak selama tiga tahun.
Cideramenghalangi Irfan untuk membela tim sepakbola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar, 2006.PadaPiala AFF 2010, ia bergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas diawali ketika menang 6-0 padalaga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang, pada 21 November 2010.
Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut.  Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi, seperti penyerang, gelandang,maupun sayap. *

                                                   Jaya Teguh Angga
Tahukah Anda siapa pencetak gol pertama kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI)? Gol pertama bersejarah itu lahir dari kaki seorang penyerang muda Persema, Jaya Teguh Angga. Dia menghasilkannya melalui sontekan cantik kaki kanan, dari sebuah umpan lambung tendangan bebas pada menit ke-20.
Enam menit kemudian, Irfan Bachdim menunjukkan kehebatan pula, dengan mencetak gol kedua pada menit ke-40. Singkat kata, pada laga pembuka kompetisi LPI di Stadion Manahan, Solo, pada 8 Januari 2011, itu Persema mencukur tuan rumah Solo FC 5-1.
Kini, kompetisi LPI yang kian ketat telah memasuki pekan ke-12. Jaya Teguh Angga yang bernomor punggung 15 memang tidak selalu diturunkan pelatin Timo Scheunemann sebagai pemain utama. Namun, pada dua laga terakhir Persema, Angga yang diturunkan sebagai pemain pengganti, selalu mampu mencetak gol. Pertama, ketika Laskar Ken Arok pesta gol 5-2 di kandang Cendrawasih Papua, Sabtu (19/3). Kedua, saat Persema meruntuhkan semangat Bintang Medan, 4-1, di kandang sendiri Sabtu (26/3) kemarin.
Tak heran jika pemain kelahiran Malang, 14 Agustus 1987, ini masuk dalam daftar topskor LPI dengan raihan tiga gol. Namanya terpampang sejajar bersama striker lokal klub lain, seperti Tantan (Batavia Union) dan Komang Mariawan (Semarang United). Sedangkan 10 nama lainnya adalah para penyerang asing dari berbagai klub.
Angga bersama Reza Mustofa memang diplot pelatih Timo Scheunemann sebagai dua penyerang muda andalan Persema. ”Kami gembira, karena Reza dan Angga mampu menggantikan Irfan Bahcdim dan Han Sang Min sebagai striker utama. Ketika Irfan Bachdim cedera, keduanya dapat dipasangkan dengan Han Sang Min, atau malah berduet menjadi striker utama,” Timo menjelaskan.
Angga memang baru berusia 24 tahun, sedangkan Reza 22 tahun. ”Keandalan dua pemain ini adalah bukti nyata keberhasilan pelatih Timo dalam meracik formasi yang tepat bagi Persema pasca cederanya Irfan Bachdim. Kami yakin, keduanya akan makin berkembang ke depan,” Didied Affandy, CEO Persema, menambahkan.
Sebelumnya,  Angga berhasil membawa Persema U-23 menjuarai kompetisi PSSI U-23 pada 2007. Kemudian, dia dan kawan-kawan juga berhasil mengantar Persema menjadi runner-up Divisi Utama PSSI (2008-2009).
Ketika memperkuat tim sepakbola Jawa Timur pada PON XVII Kalimantan Timur, 2008,  Jaya Teguh Angga dan kawan-kawan berhasil meraih medali emas alias menjadi  juara. Lalu, ia bersama tim eks PON XVII diutus mewakili Indonesia di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Asia Tenggara (POM ASEAN) atau ASEAN University 2008 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11-20 Desember 2008. Kali ini,  Teguh Jaya Angga harus puas dengan medali perunggu. 
Sebagai pemain muda berbakat, perjalanan  Jaya Teguh Angga masih panjang.  Toh, Ia sudah mulai menunjukkan kepiawainya di liga profesional dan mandiri bermotto Change The Game ini. Tinggal waktu dan kesempatan yang akan mengasahnya untuk menjadi striker berkelas.

                                              Kim Jeffrey Kurniawan 
Ada untungnya bagi Kim Jeffrey Kurniawan memilih bermain di Persema, Malang. Pemain yang pernah memperkuat  FC Heidelsheim – klub yang berkompetisi di Verbandsliga Nordbaden Jerman; satu level di bawah divisi 3 Bundesliga – itu telah mendapatkan tempat sebagai pemain inti.
Adik  Jennifer Kurniawan, yang juga kekasih rekan setimnya, Irfan Bachdim, itu mulai menunjukan dirinya sebagai pemain yang patut diperhitungkan.
Cucu  dari Kwee Hong Sing, mantan pemain  Persija dan timnas Indonesia era 1950-an, itu mulai menunjukkan karakter sebagai pemain serba bisa. Dia bisa bermain sebagai gelandang serang, kadangkala menjadi gelandang bertahan, bahkan bisa dipercaya menjadi ujung tombak.
“Saya adalah pemain yang fleksibel. Saya bisa bermain di posisi manapun, kecuali penjaga gawang dan bek tengah.  Dalam tim, saat ini saya lebih banyak ditempatkan di posisi bek kiri, meskipun posisi standar buat saya adalah gelandang, dan favorit saya gelandang tengah. Tapi, saya seorang team player. Jadi, saya bermain di posisi yang paling bisa mendukung tim,” ungkap Kim pada suatu kesempatan.
Meski hanya memiliki  tinggi 167 cm, Kim bisa menjadi dirigen serangan. Banyak bola yang berasal dari belakang ia matangkan, lalu dioper ke penyerang. Postur  tubuhnya memang  tidak terlalu tinggi, tapi dijamin lincah mainnya. Postur tubuh Kim memang tak jauh beda dengan seorang Lionel Messi.
“Sekarang Kim kian matang. Dia menunjukkan dirinya sebagai seorang pemain yang layak di Persema,” ujar Manajer Teknik Persema, Asmuri. Pendapat Asmuri ini didasarkan ketika Kim bermain menghadapi Cendrawasih Papua,  di Stadion Mandala, Jayapura, Sabtu (19/3) lalu. Ketika Irfan Bachdim absen bermain, Kim sesekali bisa menggantikan posisi rekannya itu. Sesekali pula ia turun ke bawah membantu pertahanan.
“Dan yang membuat saya salut, crossing-crossing dia sangat matang. Umpan-umpannya tinggal disambar saja oleh pemain depan,” ungkap Asmuri.  Tak heran bila Kim punya kontribusi besar atas kemenangan Laskar Ken Arok 5-1 atas Cendrawasih Papua. Meski kim tidak menggolkan satu pun ke gawang lawan. 
“Umpan-umpan matangnya itulah yang membuat Reza Mustofa Ardiansyah menghasilkan dua gol,” cerita Asmuri. “Saya kira dia pemain yang paling bagus di Persema ketika melawan Cendrawasih Papua.”
Masih menurut Asmuri, pemain kelahiran Muhlacker, Stuttgart, Jerman, 23 Maret 1990, itu akan semakin matang pada masa mendatang. Ini seiring dengan kian banyaknya frekuensi bermain Kim di Persema.
Kalau jam terbang makin banyak, peluang untuk menjadi pemain bintang memang terbuka lebar.

                                         Reza Mustafa  Ardiansyah
Persema Malang kian perkasa di puncak klasemen setelah mempecundangi Cendrawasih Papua 5-1 di Stadion Mandala, Jayapura, Sabtu (19/3) sore. Di balik kemenangan itu, pelatih Timo Scheunemann pantas berterima kasih kepada anak asuhnya, Reza Mustafa Ardiansyah.
Ya, kepercayaan diri memang merupakan salah satu modal Reza saat beraksi di lapangan. Ditunjang skill yang menawan, wajar pemain 21 tahun itu menjadi salah satu pilar lini tengah Persema Malang.
Reza menyumbangkan dua gol dalam laga itu, yakni pada menit ke-13 dan 37. Persema yang menurunkan formasi 4-4-2 mengandalkan duet Reza Mustofa dan Han Sang Min. Hasilnya sangat menggembirakan, karena Reza sendiri menjawab kepercayaan Timo dengan dua gol. Satu-satunya “cacat” Persema adalah pelanggaran di kotak pinalti oleh Seme Patrick.
Reza memang pantas menjadi bintang dalam pertandingan itu. Ini seakan menjawab keraguan dirinya yang berposisi sebagai striker.
“Pemain tampil di luar dugaan. Permainan seperti inilah yang saya harapkan. Bermain bagus dan mencetak gol," kata Pelatih Persema, Timo Scheunemann.   Timo memuji penampilan apik Reza Mustofa, karena mampu memberikan warna daya gedor lini depan timnya.
Seusai laga, Reza sangat gembira dan bangga menyambut dua gol yang dicetaknya itu. Itulah sepasang gol perdananya bersama Persema di ajang kompetisi LPI.
Dia sudah lama menanti mencetak gol tersebut dan baru kesampaian ketika Persema melawat ke kandang Burung Kuning, julukan Cendrawasih Papua FC. Tak hanya itu, Reza juga berperan memberikan assist terarah kepada Han Sang Min, sekaligus menjadi gol pembuka kemenangan Persema pada menit ke-3.
‘’Alhamdullilah, saya bisa cetak dua gol. Saya senang sekali. Sebelumnya, saya belum pernah cetak gol untuk Persema di LPI. Apalagi tim juga bisa menang di pertandingan tandang ke Jayapura. Ini gol untuk Persema dan Ngalamania, suporter tim,” terang Reza, pemain bernomor punggung 50 itu.
Pemain kelahiran 11 September 1989 ini mengatakan, kemenangan atas Cendrawasih Papua tersebut tidaklah mudah digapai timnya. Pasalnya, Laskar Ken Arok harus bermain di bawah sengatan panas sinar matahari yang menjadi khas kota Jayapura. Kemudian, lawan juga bukan tim yang mudah ditaklukkan. Mereka memberikan perlawanan untuk mengejar kemenangan laga kandangnya.
Pada laga itu, Reza ditempatkan pelatih Timo Scheunemann sebagai penyerang mendampingi Han Sang Min sebagai target man. Dia menggantikan posisi yang biasa ditempati Irfan Bachdim, yang diputuskan absen lantaran masih cedera.
Seakan gayung bersambut, Reza sepertinya sangat menyambut posisi yang selama ini menjadi posisi idealnya. Pasalnya, dia sering kali dimainkan menjadi gelandang sayap, dan dibuktikannya dengan dua golnya. Mantan pemain Persema U-18 ini bermain 90 menit, termasuk menjadi tandem Jaya Teguh Angga yang masuk menggantikan Han pertengahan babak kedua.
‘’Ini kemenangan susah payah. Kami merasakan bermain di cuaca yang panas sekali. Alhamdullilah, tim bisa lanjutkan tren positif. Semoga hasil ini terus berlanjut ke pertandingan berikutnya,” terang pemain asal Desa Sukorejo, Lumajang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar